Louis
Fichner dalam Understanding Art (1995) menyatakan, seni abstrak merupakan
penyederhanaan atau pendistorsian bentuk-bentuk, sehingga hanya berupa
esensinya saja dari bentuk alam atau objek yang diabstraksikan. Abstraksi,
mengubah secara signifikan objek-objek sehingga menjadi esensinya saja.
Seni
abstrak diciptakan melalui dua pendekatan. Pertama, seni abstrak diciptakan
tanpa merujuk secara langsung pada bentuk-bentuk eksternal atau realitas. Ke
dua, seni abstrak berupa citraan-citraan yang diabstraksikan yang berasal dari
alam. Seni abstrak diciptakan melalui proses mengubah atau menyederhanakan
bentuk-bentuk menjadi bentuk geometrik atau biomorfik. Seni abstrak juga dapat
diciptakan dalam bentuk ekspresif.
Istilah
nonobjective dahulu digunakan untuk mendeskripsikan jenis-jenis seni abstrak
tertentu. Istilah ini kemudian ditinggalkan oleh para kritikus kontemporer dan
para sejarawan. Mereka lebih memilih istilah seni abstrak daripada seni
nonobjective. Seni abstrak muncul pada abad 20 dalam seni rupa Barat, sebagai
seni avant-garde.
Lukisan
abstrak berupa abstraksi pohon dibuat oleh pelukis Piet Mondrian. Pelukis ini
menciptakan lukisan abstrak melalui beberapa tahapan. Pertama, pohon digambar
tampak seperti mata memandang. Kemudian pohon digambar berdasarkan esensinya
saja, yaitu struktur garisnya.
Lukisan
abstrak lainnya, lukisan ekspresionis karya Jackson Pollock, merupakan ekspresi
murni pelukis tanpa merujuk pada objek-objek alam. Lukisan abstrak ini
diciptakan berdasarkan intuisi pelukis. Cat warna-warni di tuangkan pada
permukaan kanvas, sehingga membentuk komposisi-komposisi tertentu.
Menurut,
Wassily Kandinsky pelukis ternama Rusia, menyatakan, lukisan abstrak itu ada
kemiripan dengan musik. Memahami lukisan abstrak bisa diibaratkan seperti kita mendengarkan
musik instrumental. Kita bisa merasakan keindahan nada-nada musik itu tanpa
harus dibebani dengan muatan-muatan verbal.
Semua
unsur estetika dikembalikan pada bentuknya yang paling murni. Pada musik, semua
unsur nada mewakili nada itu sendiri. Pada senilukis, warna mewakili warna,
garis mewakili garis, demikian pula dengan unsur-unsur visual lainnya. Pada
lukisan abstrak, unsur-unsur visual tidak digunakan untuk merepresentasikan
objek-objek tertentu.
Pada
lukisan abstrak, unsur-unsur visual disusun sedemikian rupa, sehingga
menyampaikan pesan atau kesan tertentu. Unsur-unsur visual ini sendiri memiliki
karakter dan makna-makna simbolik. Karakter dan makna simbolik unsur-unsur
visual dapat menyiratkan makna tertentu yang diinginkan pelukis.
Jika
pada musik instrumental orang bisa merasakan nada-nada senang, sedih, semangat
dan sebagainya. Demikian pula dengan lukisan. Komposisi unsur-unsur visual bisa
menunjukkan hal yang sama. Kesan kalem, tenang, tegas, berani, optimis dan
sebagainya dapat diciptakan melalui komposisi unsur-unsur visual.
0 komentar:
Posting Komentar